Pengusaha makanan Baek Jong Wondikenal sebagai hakim \'Perang Kelas Kuliner\' telah secara resmi meminta maaf menyusul serangkaian kontroversi seputar perusahaannyaLahir di Korea. Dakwaan pidananya karena melanggar Undang-Undang Pelabelan Negara Asal menunjukkan bahwa situasi tersebut telah meningkat lebih dari sekedar keluhan konsumen menjadi masalah hukum.
Pada tanggal 13 Maret Baek Jong Won merilis pernyataan di situs resmi TheBorn Korea yang mengatakan \'Saya dengan tulus meminta maaf karena menimbulkan kekhawatiran banyak orang karena berbagai masalah terkait Theborn Korea. Saya merasakan tanggung jawab yang mendalam.\' Dia menambahkan \'Ada banyak area di mana kami gagal memenuhi harapan. Secara khusus saya merenungkan secara mendalam permasalahan yang muncul dalam proses produksi dan distribusi.\'
Kontroversi utama berkisar pada hal iniLahir di Koreapelabelan asal produk. Kantor Layanan Manajemen Mutu Produk Pertanian Nasional Seoul baru-baru ini mendakwa Baek Jong Won karena diduga melanggar Undang-Undang Pelabelan Negara Asal. Investigasi ini melibatkan kesalahan pelabelan pada TheBorn KoreaDoenjangproduk (pasta kedelai) dan hidangan gurita tumis yang dijual di jaringan pub waralabaHanshin Pocha.
TheBorn Korea adalah perusahaan makanan dan minuman yang beroperasi di tiga bidang utama termasuk bisnis distribusi waralaba restoran dan bisnis hotel. Baek Jong Won telah memperluas perusahaannya dengan mengelola lebih dari 25 merek restoran dan kafe dan juga memproduksi produk pengganti makanan rumahan.
Seorang pelapor menunjukkan bahwa Baek Jong Won sendiri yang mengkritik restoran pizza di acara TV \'Restoran Gang Baek Jong Won\' karena gagal memperbarui sertifikat kesehatan dan salah memberi label asal produk. Informan berpendapat \'Padahal dia sendiri telah melanggar Undang-Undang Pelabelan Negara Asal selama 10 tahun yang sama sekali tidak bisa diterima.\'
Kontroversi awalnya meletus Baekseok Doenjang Baek Jong Won (Pasta Kacang Baekseok Baek Jong Won)diproduksi di pabrik Baekseok di Kabupaten Yesan, Provinsi Chungcheong Selatan. Terungkap bahwa produk tersebut mengandung Meju (blok kedelai fermentasi) asal Tiongkok dan kacang kedelai. Permasalahannya adalah produk yang diproduksi berada di pabrik yang berlokasi di zona promosi pertanian dan hanya diperbolehkan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari dalam negeri. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi pelanggaran UU Lahan Pertanian.
Menurut Pasal 59 Undang-Undang Lahan Pertanian, menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari luar negeri di zona promosi pertanian dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga lima tahun atau denda hingga 50 juta KRW (sekitar 38.000 USD). Ketika kontroversi meningkat, TheBorn Korea menghapus istilah \'domestik\' dari deskripsi toko online-nya dan mengeluarkan permintaan maaf yang menyatakan \'Kami dengan tulus meminta maaf karena menggunakan bahan-bahan impor tanpa sepenuhnya memahami peraturan hukum terkait.\'
Hidangan gurita tumis Hanshin Pocha juga mendapat sorotan. Meskipun perusahaan tersebut mengiklankan bahwa mereka hanya menggunakan daun bawang, bawang merah, dan bawang putih dalam negeri, analisis terhadap bahan-bahan produk mengungkapkan bahwa bawang putih Cina yang digunakan. Konsumen mengkritik hal ini sebagai pemasaran yang menipu dan menyebutnya sebagai tindakan penipuan.
Selain itu, kontroversi lain yang melibatkan operasi TheBorn juga muncul. Institut Penelitian Kuliner TheBorn ditemukan menyimpan dan menggunakan tabung gas LPG di dalam ruangan sehingga menimbulkan masalah keamanan. Selain itu, dalam video YouTube yang mempromosikan peternak lokal, perusahaan tersebut menampilkan produk yang dibuat dengan ayam Brazil yang bertentangan dengan pesan kampanye.
Skandal-skandal ini tidak hanya berdampak pada Baek Jong Won secara pribadi tetapi juga merusak reputasi perusahaan TheBorn Korea secara signifikan. Sejak go public pada 6 November tahun lalu, saham TheBorn Korea telah diperdagangkan pada harga sekitar 29.000 KRW (19,98 USD) di bawah harga penawaran umum perdana sebesar 34000 KRW (23,43 USD). Analis berpendapat bahwa kontroversi baru-baru ini telah berkontribusi pada penurunan saham.
Baek Jong Won menyatakan \'Kami akan segera mengatasi semua masalah hukum dan operasional serta menerapkan perbaikan yang komprehensif. Sebagai perusahaan publik, kami akan memimpin inovasi dan pertumbuhan di seluruh perusahaan untuk memenuhi harapan pemegang saham kami.\'
Namun mengingat serangkaian kontroversi yang sedang berlangsung, masih belum pasti apakah permintaan maafnya akan cukup untuk memulihkan kepercayaan di kalangan konsumen dan investor. Banyak yang kecewa karena Chef Baek Jong Won terus-menerus menganjurkan untuk mendukung petani lokal dan menggunakan bahan-bahan dalam negeri dalam produk dan resepnya. Ia telah lama menekankan komitmennya untuk membantu berkontribusi terhadap pertumbuhan pertanian lokal melalui berbagai program.
Dari Toko Kami
TAMPILKAN LEBIH BANYAKTAMPILKAN LEBIH BANYAK